BANJAR, REPORTASE9.ID – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan melakukan pembaruan besar dalam kurikulum nasional mulai tahun ajaran 2025/2026.
Salah satu perubahan signifikan adalah diterapkannya mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) secara bertahap bagi siswa kelas 5 SD hingga SMA.
Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Pendidikan (Disdik) berkomitmen menjadikan kesiapan sumber daya manusia (SDM) pengajar sebagai prioritas utama di tahun 2025 ini.
“Kesiapan SDM menjadi target utama kami tahun ini. Jika semua sudah siap, sesuai target Pak Menteri, maka tahun 2026 program ini dapat diterapkan sepenuhnya di sekolah-sekolah,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Banjar, Tisnohadi Harimurti kepada Reportase9.id, Kamis (03/07/2025) kemarin.

Ia juga menyampaikan, bahwa Kementerian telah memulai tahap persiapan sejak Mei hingga Juni lalu, termasuk pelatihan fasilitator nasional.
Mekanisme pelatihan akan menggunakan sistem In-On-In, yaitu pelatihan awal selama 40 jam pelajaran, dilanjutkan praktik di sekolah masing-masing selama 120 jam, dan ditutup dengan pelatihan evaluasi.
“Para guru nantinya akan mengikuti diklat yang dipandu oleh fasilitator nasional. Anggarannya menggunakan dana BOS yang telah diarahkan untuk direalokasikan khusus untuk kegiatan ini,” jelasnya.
Terkait jadwal Bimbingan Teknis (Bimtek) program tersebut, pihak Disdik Banjar masih menunggu informasi lebih lanjut dari Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK).
Ia juga menegaskan, program ini bukan sekadar pengenalan teknologi bagi peserta didik, tetapi juga untuk membentuk pola pikir logis, analitis, dan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.
“Anak-anak harus mampu berpikir kritis dan logis dalam menghadapi berbagai persoalan. Hal itu akan dilatih melalui pembelajaran coding dan AI. Mereka juga disiapkan untuk menyikapi perkembangan teknologi serta memahami etika dalam penggunaan teknologi informasi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, selain membentuk kemampuan berpikir, pengenalan teknologi sejak dini juga diharapkan melahirkan generasi yang bijak dalam bermedia sosial serta taat terhadap aturan hukum, termasuk Undang-Undang ITE.
Terkait infrastruktur, ia mengakui masih terdapat tantangan, terutama di sekolah-sekolah yang belum memiliki perangkat pendukung seperti laptop. Namun pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan perangkat yang ada, termasuk memanfaatkan bantuan chromebook dari program sebelumnya.
“Kami berharap bantuan seperti chromebook yang diberikan pada masa Kementerian sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran coding dan AI. Bila perangkat masih kurang, penggunaannya dapat dilakukan secara bergantian,” pungkasnya.
Comments