BALANGAN, REPORTASE9.ID – Upaya melestarikan bahasa daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan mealui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) gelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar Tingkat Kabupaten di SD Negeri Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, Sabtu (27/09/2025).
Festival ini diikuti oleh 200 peserta dari jenjang SD dan SMP se-Kabupaten Balangan. Mereka unjuk kemampuan dalam berbagai cabang lomba berbahasa Banjar, seperti Bapandung, Bakisah, Membaca Puisi, Komedi Tunggal, hingga Menulis Cerita Pendek.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Armiati Rasyid mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan secara menyeluruh, termasuk di Kalsel.
“Untuk tahun ini, Bahasa Dayak Deah juga menjadi target kami. Sama seperti Bahasa Banjar, pembinaan dilakukan karena tidak semua sekolah mengajarkan bahasa tersebut. Ada dua cara yang kami lakukan, yaitu berbasis komunitas maupun sekolah,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, keterlibatan generasi muda sangat penting untuk menjaga keberlangsungan bahasa daerah di tengah dominasi bahasa global.
“Melalui program ini, ia berharap bahasa daerah, khususnya Bahasa Banjar, semakin diminati, diperhatikan, dan dibanggakan oleh generasi muda, karena mereka adalah agen penting dalam melestarikan bahasa daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Balangan, Abiji menyampaikan, apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam suksesnya pelaksanaan FTBI 2025.
Ia berharap kegiatan ini menjadi wadah rutin bagi anak-anak untuk mencintai dan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan adanya festival ini, diharapkan Bahasa Banjar semakin diminati masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan bahkan bisa dikenal hingga tingkat nasional,” harapnya.
Festival Tunas Bahasa Ibu tidak sekadar menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum penting untuk membangun rasa bangga berbahasa daerah di kalangan pelajar.
Dalam jangka panjang, kegiatan ini menjadi investasi budaya yang sangat berharga untuk menjaga identitas lokal di tengah arus globalisasi yang kian deras.
Comments