KEMENDAG, REPORTASE9.COM – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan tegaskan pentingnya peran digitalisasi dalam rantai pasok, karena digitalisasi adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan ketepatan waktu.
Untuk itu, ia mendorong Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) mengambil langkah nyata untuk meningkatkan infrastruktur dengan mengadopsi teknologi digital di industri rantai pasok.
Penegasan ini disampaikan Zulkifli Hasan dalam intervensi Sesi Pembahasan Fasilitasi Perdagangan dan Perdagangan & Inklusivitas pada Pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan (Minister Responsible for Trade/MRT) APEC di Arequipa, Peru pada Sabtu (18/5/2024).
Dalam rilis pada Senin (20/5/2024), Zulkifli Hasan dalam kesempatan tersebut didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani dan Duta Besar RI untuk Lima Peru Ricky Suhendar.
“Digitalisasi merupakan faktor kunci pada rantai pasok dan konektivitas kawasan. APEC perlu mengambil langkah nyata untuk memfasilitasi Ekonomi APEC dalam peningkatan infrastruktur pengadopsian teknologi digital di industri rantai pasok,” ujar Zulkifli Hasan.
Ia juga memaparkan perkembangan konektivitas rantai pasok perdagangan Indonesia yang telah terdigitalisasi dengan keberadaan platform Indonesia National Single Window (INSW) dan National Logistics Ecosystems (NLE) menjadi bentuk upaya mengintegrasikan rantai pasok Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga terus memaksimalkan implementasi Trade Facilitation Agreement Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di antaranya dengan pemanfaatan platform digital dan optimalisasi Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan.
“Inklusivitas di pasar global dan rantai nilai; khususnya bagi perempuan serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengahb(UMKM) telah menjadi bagian integral dalam struktur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Upaya yang telah dilakukan, termasuk fasilitasi akses keuangan bagi perempuan dan UMKM, peningkatan kapasitas dalam kegiatan terkait perdagangan dan kewirausahaan, serta dukungan akses ke platform ritel modern. Hal ini kami dorong untuk memastikan partisipasi inklusi UMKM dan perempuan di rantai pasok dan pasar global,” terangnya.
Zulkifli Hasan melanjutkan dalam sistem perdagangan multilateral, Indonesia telah berpartisipasi aktif baik dalam perundingan Work Programme on E-Commerce WTO maupun dalam perundingan plurilateral Joint Statement Initiatives on Electronic Commerce.
“Perundingan ini untuk menyusun kerangka aturan perdagangan digital. Perundingan ini juga bertujuan memfasilitasi serta meningkatkan partisipasi UMKM dan perempuan dalam perdagangan digital global,” tambahnya.
Sementara itu untuk meningkatkan fasilitasi perdagangan di ASEAN, Zulkifli Hasan menyampaikan saat ini sedang diintensifkan finalisasi perundingan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan peningkatan komitmen ASEAN Plus One Free Trade Agreement.
Elemen dalam peningkatan komitmen perundingan tersebut di antaranya adalah adanya komitmen terhadap UMKM, lingkungan, perdagangan yang berkelanjutan, dan digitalisasi.
“Digitalisasi, inklusivitas, dan keterlibatan UMKM adalah upaya Indonesia yang sesuai dengan APEC Services Competitiveness Roadmap (ASCR). Indonesia mendorong ekonomi APEC untuk juga implementasi ASCR. Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk mendukung dan memanfaatkan hasil pertemuan Menteri Perdagangan (MRT APEC) serta mendukung prioritas transformasi digital dan inklusi ekonomi,” tutup Zulkifli Hasan.
Para Menteri menutup sesi pertemuan dengan mengadopsi Pernyataan Bersama Menteri Perdagangan APEC. (Sumber : Humas Kemendag RI/Reportase9.com)
Comments