KALSEL,REPORTASE9.COM – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak di daerah Kalimantan Selatan masih bisa ditangani oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Kalimantan Selatan.
Penyakit mulut dan kuku disingkat PMK merupakan virus penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah.
Namun secara umum, penyakit ini menunjukkan gejala seperti demam tinggi (mencapai 39°C) selama beberapa hari, tidak mau makan dan terjadi luka/lepuh pada daerah mulut (termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam dan bibir) dan keempat kakinya (pada tumit, celah kuku dan sepanjang coronary bands kuku atau batas kuku dengan kulit).
Luka/lepuh juga bisa terjadi pada liang hidung, moncong, dan puting susu. Sapi yang terserang PMK, pada umumnya menunjukkan gejala mengeluarkan air liur berlebihan (hiper salivasi) disertai busa.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Rina Sativa mengatakan, untuk kasus PMK di Kalsel tidak sama dengan pulau Jawa Timur dan Aceh, namun tetap waspada dengan melakukan pencegahan dan pengetatan distribusi masuknya hewan ternak dari luar daerah.

“Kita lebih mengantisipasi di perbatasan-perbatasan jalur pintu masuknya distribusi hewan ternak dari luar, bekerjasama dengan Balai Karantina, setiap akses distribusi mulai dari jalur darat maupun laut, seperti dari daerah Kalteng dan Kaltim itu ada 4 pintu masuk yang diperketat penjagaannya,” terangnya. Selasa,(14/6/2022).
Rina menerangkan, selama ini Kalsel juga mendapat suplai hewan ternak dari daerah Jawa timur, semenjak adanya wabah PMK ini, transit distribusi hewan sementara ditutup untuk mencegah penyebarannya. Selain itu ada juga dari Sulawesi, NTT dan NTB.
“Sementara kita tidak memasukkan hewan ternak dari Jawa Timur karena adanya wabah PMK yang merebak disana,”ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa terkait PMK yang menyerang hewan ternak ini memang penyebarannya cepat, jadi untuk mencegah hal tersebut Disbunak Kalsel lakukan survey dan monitoring ke peternak-peternak serta sekaligus sosialisasi agar menjaga kebersihan kandang hewan ternak.
“Yang kita lakukan pengecekan ke kandang-kandang, mengecek keadaan hewan ternak, dan sosialisasi agar para peternak melakukan penyemprotan desinfektan, menjaga kesehatan hewan ternak, dan menjaga akses lalu lintas keluar masuk kandang hewan,”ujarnya.
Lanjutnya Rina untuk daging hewan ternaknya sendiri walaupun terjangkit PMK, masih bisa dimakan asal bagian kepala, kaki dan jeroan sapi tidak boleh makan. Dagingnya masih bisa dimakan asal dibersihkan dan dimasak dengan baik.
Kemudian salah satu peternak di Martapura, Amat mengaku belum mendengar adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk di daerahnya.
Dirinya hanya mengetahui PMK saat ini baru melanda para peternak di daerah pulau Jawa melalui berita-berita.
“Kami masih kurang tahu (PMK) ada tidaknya, cuma kalau di daerah kami belum ada,” ujarnya.
Comments