BANJAR, REPORTASE9.ID – Di tengah derasnya arus informasi digital, Pemerintah Kabupaten Banjar menekankan pentingnya kewaspadaan dini yang berpotensi memicu konflik sosial dan mengganggu stabilitas daerah.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Banjar H Saidi Mansyur melalui Pj Sekretaris Daerah H Ikhwansyah saat membuka kegiatan Fasilitasi Pembina dan Penguatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) se-Kabupaten Banjar serta Peningkatan Kapasitas Bidang Intelijen dan Kewaspadaan Dini di ruang Intan 1, Hotel Grand Qin, Banjarbaru, Rabu (10/09/2025).
“Kehadiran FKDM sangat strategis. Forum ini menjadi ujung tombak dalam mendeteksi dan mencegah potensi Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (ATHG),” ujarnya.
Menurutnya, FKDM tidak hanya berfungsi sebagai “mata dan telinga” pemerintah, tetapi juga berperan aktif dalam mengumpulkan, memverifikasi, dan melaporkan informasi yang berpotensi mengganggu stabilitas daerah. Peran tersebut, lanjutnya, sejalan dengan semangat otonomi daerah dan partisipasi masyarakat.
Plt Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Banjar, H Makmur menambahkan, kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan kepada masyarakat, aparatur kecamatan, dan desa agar lebih tanggap menghadapi isu-isu strategis.
“Kegiatan ini bertujuan memperkuat kemampuan peserta dalam mengidentifikasi potensi bahaya, mengambil langkah pencegahan yang efektif, serta membangun kolaborasi antarinstansi untuk mendukung implementasi K3 yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia mencontohkan kejadian viral di Martapura sekitar sepekan lalu, ketika beredar informasi hoaks terkait aksi unjuk rasa melalui WhatsApp dan Instagram. Berkat gerak cepat aparat serta edukasi kepada masyarakat, isu tersebut berhasil diredam.
“Kami berharap masyarakat bisa belajar menyaring informasi yang benar, tidak mudah terpancing, dan menjadi penyambung edukasi bagi sesama,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari unsur TNI, Polri, Kejaksaan, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Kalsel. Para peserta yang terdiri dari Ketua dan anggota FKDM, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), perwakilan komunitas intelijen daerah, camat, dan mahasiswa juga diberi ruang untuk berdiskusi langsung dengan narasumber.
Comments