Sosial

Gus Ipul: Pendamping PKH Adalah Agen Perubahan Sosial, Bukan Sekadar Penyalur Bantuan

0

JAKARTA, REPORTASE9.ID – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul memberikan pengarahan langsung kepada 2.264 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Pendamping PKH yang digelar secara daring, Jumat (16/5/2025).

Dalam arahannya, Gus Ipul menegaskan peran penting para pendamping sebagai ujung tombak perubahan sosial dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

“Pendamping bukan sekadar pelaksana teknis. Kalian adalah agen perubahan di garda terdepan. Tugas utama kalian adalah membangkitkan harapan dan mendorong kemandirian keluarga penerima manfaat (KPM), bukan sekadar membagikan bantuan,” tegas Gus Ipul.

Ia mengingatkan pentingnya integritas dalam menjalankan tugas. Manipulasi data dan pungutan liar harus dijauhi karena dapat merusak kepercayaan publik terhadap program sosial.

“Wajah negara di mata rakyat miskin itu kalian. Jangan kotori amanah ini dengan pemotongan, manipulasi, atau pungutan liar,” imbuhnya.

Gus Ipul juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif para pendamping dalam proses pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai fondasi kebijakan bantuan sosial ke depan.

Kawal Sekolah Rakyat, Dorong Graduasi KPM

Lebih lanjut, Mensos mendorong pendamping untuk mengawal pelaksanaan program Sekolah Rakyat, yang dinilai sebagai solusi jangka panjang pengentasan kemiskinan ekstrem.

“Pastikan siswa berasal dari keluarga miskin ekstrem. Verifikasi langsung, dampingi prosesnya, dan pastikan tidak ada anak miskin yang tercecer dari pendidikan,” ujarnya.

Gus Ipul juga menekankan perubahan paradigma dari perlindungan menuju pemberdayaan sosial. Setiap pendamping ditargetkan melakukan graduasi minimal 10 KPM per tahun.

“Graduasi artinya KPM mandiri dan tidak lagi tergantung bansos. Pendamping sejati adalah mereka yang justru mempersiapkan KPM untuk tidak lagi didampingi,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa bansos bersifat sementara, maksimal lima tahun bagi KPM aktif, kecuali untuk penyandang disabilitas berat dan lansia tidak produktif.

“Setelah itu harus diarahkan ke program pemberdayaan seperti pelatihan dan akses modal,” tegasnya.

Melek Digital dan Kolaboratif

Selain itu, Gus Ipul mendorong pendamping untuk aktif di ruang digital. Menurutnya, media sosial harus dimanfaatkan untuk menyuarakan narasi positif dan perubahan yang dihasilkan oleh program sosial.

“Pendamping harus melek digital. Tampilkan kerja-kerja kalian, kisah sukses KPM, dan semangat perubahan di media sosial. Jangan cuma jadi penonton,” katanya.

Gus Ipul juga mengajak para pendamping menjalin sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah desa, Puskesmas, sekolah, hingga tokoh masyarakat untuk memperkuat dampak program pemberdayaan.

Mengakhiri arahannya, ia menyebut bahwa kesuksesan program-program Kemensos sangat bergantung pada semangat, dedikasi, dan integritas para pendamping.

“Satu pendamping, sepuluh perubahan nasib. Kalau 34.000 pendamping mampu meluluskan 10 KPM setiap tahun, maka 340.000 keluarga akan berubah hidupnya. Jadikan ini sebagai ladang ibadah sosial,” tutupnya.

Muhammad Asfiani

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

More in Sosial