KALSEL, REPORTASE9.ID – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik (PRSPDNF) Fajar Harapan serta Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (PRSPD) Iskaya Banaran gelar peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2025 di Kabupaten Banjar pada Kamis (11/12/2025).
Kegiatan yang merupakan agenda rutin ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk dukungan terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Kepala Panti PRSPDNF Fajar Harapan Jumri mengungkapkan penyelenggaraan HDI menjadi sarana penting untuk mengenalkan isu disabilitas kepada masyarakat luas.
“Peringatan ini kami selenggarakan setiap tahun untuk mengkampanyekan, mensosialisasikan, sekaligus membangun kesadaran bahwa penyandang disabilitas harus mendapatkan perhatian dari semua pihak,” katanya.
Menurut Jumri, tanpa adanya pertemuan besar yang melibatkan banyak pihak, pemahaman masyarakat mengenai kondisi dan potensi penyandang disabilitas akan sangat terbatas karena itu tema HDI yang diangkat tahun 2025 ini adalah penyandang disabilitas “setara, berkarya, dan berdaya tanpa batas.”
Jumri menjelaskan panti yang dipimpinnya memberikan pelayanan dan pembinaan kepada penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra dan fisik, dimana saat ini PRSPDNF Fajar Harapan membina 67 orang, terdiri dari 50 penyandang disabilitas netra dan 17 penyandang disabilitas fisik.
Dalam pelaksanaan HDI, pihaknya juga menggandeng seluruh organisasi penyandang disabilitas serta lembaga pendidikan seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Kami ingin merangkul semua. Peringatan HDI bukan hanya untuk panti, tapi untuk seluruh keluarga besar penyandang disabilitas,” tegasnya.
Namun demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi para penyandang disabilitas di masyarakat, terutama persoalan stigma.
“Ada stigma yang memandang disabilitas dari sisi kekurangan. Padahal, cara pandang seperti itu menekan kondisi emosional mereka dan menghambat perkembangan diri,” jelas Jumri.
Selain stigma, akses ke dunia kerja juga masih menjadi hambatan besar karena masih rendahnya kepercayaan perusahaan terhadap kemampuan penyandang disabilitas menyebabkan kesempatan kerja mereka sangat terbatas.
“Padahal, mereka punya talenta dan potensi. Yang kurang adalah kesempatan,” tambahnya.
Jumri juga menyoroti belum optimalnya penerapan ketentuan mengenai alokasi tenaga kerja disabilitas di perusahaan.
“Dalam aturan, 1% tenaga kerja seharusnya diisi penyandang disabilitas. Tetapi sampai hari ini ketegasan penerapannya belum tampak. Banyak pihak harus bersama-sama mendorong implementasinya,” ujar Jumri.
Melalui kegiatan HDI, dirinya berharap kesadaran masyarakat meningkat dan kesempatan bagi penyandang disabilitas semakin terbuka luas sesuai prinsip “berdaya tanpa batas.”
Sementara itu Kepala Dinsos Provinsi Kalsel M. Farhanie, menyampaikan momentum HDI harus dimaknai sebagai dorongan bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas.
“Semoga dengan memperingati hari disabilitas internasional ini, kita bisa memaknai bahwa kita sebagai masyarakat, terutama pemerintah, dapat lebih menghargai dan meningkatkan kualitas kawan-kawan disabilitas,” katanya.
Farhanie menjelaskan PRSPDNF Fajar Harapan selama ini telah menjalankan berbagai program pemberdayaan, peningkatan keterampilan, serta pelatihan kemandirian bagi para penerima manfaat.
“Harapannya, ketika kembali ke masyarakat, mereka dapat produktif dan berdaya guna,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Kalsel juga menyalurkan sejumlah bantuan alat bantu bagi penyandang disabilitas yaitu 42 unit kursi roda standar, 10 unit kursi roda adaptif, serta 5 unit kaki palsu.
“Gubernur kita Pak H. Muhidin selalu berkomitmen memberikan bantuan bagi keluarga kita yang disabilitas. Mudah-mudahan setiap tahun bantuan seperti ini bisa terus kita siapkan dan ajukan kepada tim anggaran,” tambah Farhanie.
Menanggapi adanya penyesuaian anggaran tahun 2026, Farhanie menegaskan bahwa kebutuhan penyandang disabilitas tetap menjadi prioritas.
“Alhamdulillah untuk anggaran murni 2026 sudah tersedia. Jika ada kekurangan, kita akan upayakan melalui anggaran perubahan. Banyak penyandang disabilitas yang membutuhkan alat bantu, sehingga ini akan terus kita perjuangkan,” jelasnya.
Farhanie menambahkan komitmen Dinas Sosial bersama pemerintah provinsi adalah memastikan bantuan untuk penyandang disabilitas tidak terputus dan dapat terus disalurkan sesuai kebutuhan. (Sumber : MC Kalsel)













Comments