BANJARBARU, REPORTASE9.ID – Capaian program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru dipaparkan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam kegiatan Kaleidoskop 100 Hari Kerja yang digelar di Aula Gawi Sabarataan, Senin (29/09/2025).
Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby yang diwakili Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda), Sirajoni menyampaikan, program-program prioritas yang dilaksanakan dalam 100 hari pertama dirancang untuk menyentuh kebutuhan masyarakat langsung di berbagai bidang.
“Selama 100 hari pertama, kami berupaya menghadirkan program yang menyentuh langsung masyarakat, mulai bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga pemberdayaan ekonomi,” ujarnya di hadapan para awak media.
Ia juga menjelaskan, langkah-langkah yang dilakukan Pemkot pada 100 hari pertama ini adalah upaya percepatan.
“Tentu tidak semua program bisa selesai sekaligus, ada yang butuh perencanaan lebih panjang. Namun untuk masalah-masalah krusial, kami langsung turun melaksanakan,” jelasnya.
Paparan dalam kaleidoskop tersebut menunjukkan 15 program unggulan. Salah satunya adalah Barakat Gawi Banjarbaru, program bedah rumah untuk warga kurang mampu. Program ini menyasar rumah-rumah tidak layak huni agar penghuninya bisa beraktivitas lebih layak dan sehat.

Di bidang pendidikan, Pemkot menjalankan program Semangat Bersekolah yang memberikan bantuan perlengkapan bagi siswa SD dan SMP dari keluarga tidak mampu. Upaya ini dilakukan agar anak-anak di Banjarbaru memiliki kesempatan belajar yang sama.
Program lain yang mendapat perhatian adalah normalisasi sungai dan drainase untuk mencegah banjir. Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat melalui gerakan bersih lingkungan sehingga kesadaran warga terbangun untuk menjaga kebersihan kota dan kelancaran drainase.
Di bidang kebencanaan, pemerintah memperkuat mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mesin pompa dan peralatan pemadam disiapkan di titik-titik rawan, dibarengi pembentukan masyarakat peduli api agar penanganan cepat dilakukan sebelum petugas tiba.
Program Sanitasi Aman juga dijalankan dengan menyediakan toilet yang lebih representatif di sekolah-sekolah, termasuk pemisahan toilet untuk laki-laki dan perempuan agar lebih nyaman digunakan siswa.
Dalam bidang ekonomi, Pemkot Banjarbaru menggerakkan pemberdayaan UMKM melalui identifikasi potensi, pelatihan, serta fasilitasi agar pelaku usaha kecil lebih berdaya saing. Expo UMKM digelar untuk memperkenalkan produk lokal kepada masyarakat luas.
Untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, pemerintah kota mengadakan operasi pasar murah. Program ketahanan pangan diwujudkan melalui panen cabe dan jagung di beberapa lahan pertanian sebagai stimulus agar masyarakat lebih mandiri memanfaatkan pekarangan.
Upaya pencegahan stunting dijalankan melalui pemberian makanan tambahan dan vitamin bagi ibu hamil serta anak-anak. Program ini dilakukan agar masalah stunting dapat dicegah sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.
Pemkot Banjarbaru juga memberi perhatian pada keindahan dan kenyamanan kota. Revitalisasi taman-taman kota, penataan kabel yang semrawut, dan penghijauan dilakukan agar Banjarbaru semakin asri dan menjadi tujuan wisata. Penataan ini juga diharapkan mendorong warga dan pendatang untuk betah dan beraktivitas di kota.
Dalam aspek sosial, pemerintah memperkuat layanan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sementara untuk mengurai kemacetan, Pemkot mengidentifikasi titik-titik rawan macet dan mulai melakukan penanganan bertahap.
Stimulus kesejahteraan diberikan kepada non ASN, termasuk penggali kubur dan kader posyandu, sebagai bentuk perhatian terhadap mereka yang bekerja langsung di lapangan. Pemerintah kota ingin memastikan kehadirannya terasa mulai dari anak-anak yang bersekolah hingga masyarakat yang membutuhkan layanan di akhir hayat.
Pelayanan publik turut diperbaiki melalui peningkatan budaya pelayanan prima dan penambahan unit ambulans PSC di setiap kecamatan agar masyarakat mendapatkan pertolongan lebih cepat.
Pemkot juga melakukan optimalisasi anggaran dengan menyinkronkan perencanaan, penganggaran, dan efisiensi belanja sesuai instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dan KMK Nomor 29 Tahun 2015. Kegiatan seremonial dikurangi agar anggaran lebih fokus pada pelayanan masyarakat.
Ia juga menegaskan, program-program yang dipaparkan bukan hanya pekerjaan 100 hari kerja semata, tetapi akan berlanjut pada periode berikutnya.
Kaleidoskop ini menjadi gambaran awal komitmen pemkot dalam membangun Banjarbaru secara inklusif dan berkesinambungan agar setiap lapisan masyarakat merasakan manfaatnya.
Comments