Kabupaten BanjarPemerintah

TUNTAS BANJAR, Gerakan Kolaboratif untuk Menuntaskan Anak Tidak Sekolah

0

BANJAR, REPORTASE9.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar resmi menggulirkan Program Terobosan Untuk Anak Tidak Sekolah (TUNTAS BANJAR) dalam Apel Kerja Gabungan di halaman Kantor Bupati Banjar, Senin (04/08/2025).

Program ini menjadi langkah strategis dan berkelanjutan dalam menekan angka anak tidak sekolah (ATS) serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Banjar.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjar, Liana Penny menjelaskan, bahwa pelaksanaan program ini melibatkan banyak pihak, mulai dari Forkopimda, SKPD, hingga pemerintah kecamatan dan masyarakat.

“Program ini memerlukan kolaborasi banyak pihak untuk mengajak anak-anak kembali bersekolah,” ujarnya.

Selan itu, menurutnya keterlibatan masyarakat juga menjadi kunci penting karena mereka yang paling mengetahui kondisi di lingkungan sekitar, termasuk anak-anak yang tidak terdata di sistem pendidikan formal.

Oleh sebab itu, masyarakat diajak aktif membantu mengidentifikasi ATS untuk kemudian diarahkan kembali ke bangku sekolah, baik formal maupun melalui jalur nonformal seperti PKBM dan program kesetaraan.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga bekerja sama dengan UPZ Dinas Pendidikan dan BAZNAS Kabupaten Banjar dalam menyediakan bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

“Kalau anak tidak sekolah karena kendala biaya, kami bantu lewat UPZ dan Baznas agar mereka bisa melanjutkan pendidikan,” katanya.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2024, data menunjukkan penurunan signifikan jumlah anak tidak sekolah. Dari total sekitar 17.000 ATS, saat ini jumlahnya turun menjadi 10.000 anak.

Penurunan itu tercapai berkat pendataan aktif yang dilakukan Dinas Pendidikan bersama stakeholder, serta respons positif masyarakat terhadap ajakan kembali bersekolah.

“Tahun ini saja, ada penambahan 1.500 hingga 2.000 siswa baru yang kembali ke jalur pendidikan,” imbuhnya.

Namun, ia juga mengungkapkan, banyak anak di Kabupaten Banjar sebenarnya aktif mengikuti pendidikan agama secara intens, bahkan bisa sampai tiga kali sehari.

Meski begitu, jika mereka tidak tercatat di pendidikan formal atau kesetaraan, mereka tetap dikategorikan sebagai ATS oleh pemerintah pusat.

“Semangat anak-anak kita untuk belajar sangat tinggi, hanya belum tercatat di sistem nasional,” ungakpnya.

Oleh karena itu, Program TUNTAS BANJAR tak hanya menekankan kembalinya anak ke sekolah, tetapi juga memastikan bahwa jalur pendidikan yang ditempuh diakui secara resmi serta berdampak pada peningkatan Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banjar.

“Mudah-mudahan, ini seperti yang disampaikan oleh Pak Bupati tadi, tidak hanya formalitas, ini akan kami lakukan sepanjang hayat. Selama masih ada anak tidak sekolah di Kabupaten Banjar, kita akan ajak mereka kembali ke bangku-bangku sekolah,” pungkasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like