Kabupaten Banjar

Dampak Sungai Surut Drastis: 1,5 Ton Ikan Mati Massal di Kecamatan Karang Intan

0

BANJAR, REPORTASE9.ID – Akibat penurunan debit air sungai secara drastis sebanyak 1,5 ton ikan milik warga yang membudidaya di Keramba Jala Apung (KJA) alami kematian masal.

Kejadian ini terjadi dari tanggal 10 Juni hingga 12 Juni 2025, di dua desa yang ada di Kabupaten Banjar yaitu Desa Mali-Mali dan Sungai Arfat Kecamatan Karang Intan.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar, Bandi Chairullah mengungkapkan, penyebab utama kematian massal ikan tersebut adalah penerunan debit air sungai hingga 2 meter, yang memicu penurunan kualitas pada air secara signifikan.

“Waktu kami ngambil beberapa titik sampel kualitas air, Dissolved Oxygen (DO) rata-rata 1–1,5. Di hari ke dua kami ngambil titik sampel lagi, ada peningkatan sekitar 1,9. Namun, normalnya itu tetap di atas 5, kalau di bawah 3 itu masih kritis,” ungkapnya saat dikonfirmasi reportase9.id, Jumat (13/06/2025).

Selain rendahnya kadar oksigen, lanjut Mahri, suhu air terpantau naik, sementara arus air melambat hingga di bawah 20 meter kubik per detik. Hal ini mempercepat degradasi kualitas air, terlebih di lokasi-lokasi dengan padat tebar yang sangat tinggi, yakni 20.000 hingga 30.000 ekor per keramba.

“Dengan kondisi air yang minim oksigen, kepadatan seperti itu membuat ikan stres, sulit bernapas, dan akhirnya mati massal. Terlebih jika ikan-ikan yang mati tidak segera diangkat, maka akan menghasilkan amonia dan menyebarkan bakteri ke seluruh keramba,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya manajemen kepadatan tebar. Ia mencontohkan Desa Penyambaran, di mana pembudidaya sudah menerapkan budidaya ikan yang baik dengan menebar 8.000–10.000 ekor untuk ukuran keramba 8×6 atau 6×8 meter. Meskipun masih mengalami kematian, angkanya jauh lebih rendah, hanya sekitar 5-10 ekor setiap dua hari.

Sementara itu, Sekretaris Desa Mali-Mali, Fajrianoor juga sudah mengimbau warganya untuk dapat membagi KJA ikan yang terlalu padat jika ada keramba yang kosong.

“Hal tersebut untuk mengurangi sesaknya keramba, kemudia juga bisa bisa menambahkan oksigen dengan mesin alkon yang dapat menciptakan air untuk memberi oksigen lebih lanjut,” pungkasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like